Bermain Peran di Sekolah Dolanan Ibu Paus - DIY Find The Carrots & To Be A Doctor





"Aku ingin menjadi anak kecil terus, enak rasanya hidup hanya bermain tanpa beban pikiran." - Stand By Me



Ketika Willy Sakit

"Ibu, aku mau main dokter-dokteran lagi. Hari ini Willy sakit, jadi harus diperiksa," kata Al sambil menunjuk boneka ikan paus yang diberi nama Willy dalam dekapannya.

Saya menghela napas panjang. Matahari sudah naik cukup tinggi dan pekerjaan di dapur belum juga selesai. Rasanya saya ingin mengatakan pada Al untuk main sendiri dulu, tapi melihat tatapan matanya yang teduh dan penuh pengharapan, saya pun menyerah. 

Akhirnya kami mengeluarkan peralatan dokter-dokteran yang kemarin kami buat bersama. Saya mulai menempel beberapa tulisan di pintu kamar dan Al mengumpulkan semua boneka binatangnya. Obat-obatan dan 'alat suntik' pun sudah siap. Boneka-boneka yang berjajar rapi sedang mengantri di Ruang Tunggu Klinik Hewan Mungil. 

"Oke, sekarang giliranmu, Willy," kata saya yang sedang memerankan suster.

Al dengan sigap membawa Willy ke Ruang Periksa. Lalu Al memerankan dokter. Bertanya pada Willy ia sakit apa dan kemudian memberikan vitamin dan obat. "Willy, cepat sembuh, ya," ujar Al.

Setelah semua boneka binatang diperiksa, Al sudah beranjak mengajak mainan pasir kinetik. Kalau yang ini bisa saya tinggal dan saya bisa melanjutkan masak. 

Well, itulah yang terjadi di Sekolah Dolanan Ibu Paus. 'Sekolah' yang saya dirikan untuk melatih, merangsang dan mengajak Al bermain. Sesuai namanya, sekolah dolanan (dolanan berarti berain dalam bahasa Jawa), yang kami lakukan ya bermain, bermain dan bermain. Sudah ada jadwal khusus kapan sekolah dolanan ini beroperasi, tapi murid satu-satunya (baca: Altaz) bisa masuk kapan saja, menarik sang guru (itu saya) dan mengajak bermain. Hahaha.

Bermain Kapan Saja, Di Mana Saja Asal Nyaman dan Aman

Iya, saya dan suami memutuskan untuk tidak memasukkan Al dalam Kelompok Bermain, PAUD atau Play Group. Saya dan suami percaya bahwa kebutuhan anak sbeleum berusia 7 tahun adalah bermain. Hanya itu. 

Dengan bermain, anak mengaktifkan seluruh indera. Bahkan perasaan dan motoriknya. Bermain adalah cara anak menjelajah dunia, mengksplorasi dan menyimpannya lekat dalam ingatan. Itu sebabnya saya dan suami berniat untuk memberikan kenangan paling indah dalam hidup Al yang kelak akan diingatnya dengan BERMAIN

Membuat dan Menyiapkan Permainan yang Nyaman dan Aman

Karena Al adalah anak yang aktif dan cepat bosan, sudah tugas saya untuk 'menciptakan' permainan baru setiap harinya. Terkadang saya stuck, bosan atau malah tidak bersemangat. Tapi melihat semangat Al untuk belajar, semangat saya jadi kembali terpompa. 

Dua dari permainan yang cukup sering kami mainkan adalah Find The Carrots (Mencari Wortel) dan To Be A Doctor (Menjadi Dokter). Hanya bermain peran, tapi efeknya sangat luar biasa. Mungkin untuk orang dewasa terlihat membosankan, hanya begitu-begitu saja tapi sesungguhnya banyak target pencapaian yang bisa diraih. 

Bermain Menjadi Dokter & Mencari Wortel

Saya tahu ada satu set permainan peralatan dokter yang dijual di toko mainan, tapi hampir semuanya diperuntukkan untuk perempuan! Hahaha. Dari pada Al tidak nyaman dengan permainan tersebut, saya batal membelinya. Lagi pula saya juga tidak yakin akan keamanannya. Apakah plastiknya terbuat dari food grade alias aman jika tidak sengaja 'terjilat' (biasanya anak-anak akan menggunakan sleuruh inderanya untuk mengeksplorasi mainan baru, termasuk mulut dan lidah). 

Akhirnya saya dan suami mulai memutar otak untuk bermain dokter tanpa membeli mainan baru. Hanya mengandalkan printer saja, kok. Tapi sudah bisa mengoptimalkan beberapa hal ini loh:
  •  Motorik kasar (berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, melompat). 
  • Motorik halus (menghitung jumlah wortel, memindahkan wortel ke dalam keranjang). 
  • Kecakapan bahasa (berdialog dengan pasien, berdialog tentang wortel, kelinci dan profesi dokter).
  • Memahami profesi dokter dan mencari/memutuskan solusi untuk setiap pasien (kognitif).
  • Bersabar dalam proses serta berinteraksi dengan orang lain (sosial-emosional).



Alat yang perlu disiapkan:
  • Beberapa lembar kertas atau karton
  • Gambar obat-obatan, alat suntik, dan peralatan dokter yang bisa diunduh di internet (untuk Menjadi Dokter) dan gambar wortel untuk Mencari Wortel.
  • Gunting
  • Isolasi
  • Ruangan di rumah
  • Boneka sebagai pasien

Cara Bermain:

Dokter Al Sedang Memeriksa Pasien :D

  • Unduh gambar peralatan dokter lewat internet, cetak menggunakan printer. Atau bisa menggambar sendiri. 
  • Untuk anak usia 3 dan 4 tahun, Ibu bisa melibatkan mereka dalam menyiapkan semua. Ajak mereka untuk menggunting gambar yang sudah dicetak/digambar. Ingat, selalu dampingi anak saat menggunakan gunting.
  • Tempel tulisan Ruang Tunggu, Nama Klinik dan Ruang Periksa di pintu kamar yang terpisah. 
  • Jelaskan pada anak dengan bahasa yang dapat dimengerti cara permainannya. Misalnya, "Al, kita main dokter-dokteran yuk. Al yang jadi dokter, boneka binatang yang jadi pasiennya. Kasihan tuh bonekanya pada sakit. Nanti Al yang periksa dan kasih vitamin ya."
  • Beri contoh dan usahakan terlibat aktif pada permainan. Jika ada teman atau saudara yang datang ke rumah, boleh diajak bergabung agar kemampuan komunikasi anak meningkat.
  • Mula-mula boneka yang menjadi pasien berjajar rapi di Ruang Tunggu, setelah dipanggil pasien masuk ke Ruang Periksa. Di sini ajak anak untuk bertanya kepada pasien. Awalnya Al kebingungan dan sebagai anak yang bisa bicara tapi malas bicara, Al hanya menirukan apa yang saya katakan. Pada permainan ketiga, Al baru inisiatif untuk bertanya.
  • Rangsang daya pikir dan problem  solving anak untuk berkembang. Biarkan ia memilih dan memutuskan pasien apa diberi obat dan vitamin apa. Usahakan untuk tidak mengintervensi anak, tanya alasan kenapa diberi obat tersebut, diminum berapa kali dan lain sebagainya.

Cara Bermain Mencari Wortel:
  • Unduh gambar wortel lewat internet, cetak menggunakan printer. Atau bisa menggambar sendiri. Gunting semua gambar wortel.
  • Sebar gambar wortel di berbagai tempat (untuk mengenalkan permainan ini pertama kali, sebar dalam satu ruangan dan mudah terlihat oleh anak).
  • Jelaskan bahwa kelinci adalah pemakan wortel, apa itu wortel, ciri-ciri kelinci dan aturan permainan.
  • Minta ia menjadi kelinci, melompat-lompat dan mengumpulkan wortel. Karena Al anak yang aktif, ia senang sekali permainan ini. Ketika anak sudah terbiasa, berikan peraturan. Misalnya melompat satu atau dua kali saja. Ini berguna untuk Al, supaya dia patuh pada intruksi dan belajar bersabar untuk tidak melompat sembarangan.
  • Setelah wortel terkumpul, ajak anak menghitung jumlah wortel. 
  • Permainan bisa dilakukan bergantian antara ibu dan anak atau anggota keluarga yang lain dengan anak.
wortel Kesukaan Al Si Kelinci :D

Wortelnya Berceceran. Ayo Kita Kumpulkan!

Melompatnya Satu Kali Saja ya, Al. 

Horeee, Semua Wortelnya Sudah Terkumpul :D





    Ketika Dokter Al Betulan Sakit

    Al memang anak yang luar biasa. Ia jarang sekali sakit. Setiap tahun sepanjang hidupnya, ia hanya satu kali ke dokter karena sakit kecuali memang jadwal vaksin. Tapi ketika badannya demam dan suhu tubuhnya meningkat, biasanya ia hanya berbaring saja.

    Ini yang membuat saya dan suami senewen luar biasa. Jagoan yang biasanya sehat dan sangat aktif mendadak geming di kasur. Biasanya sih saya cek suhu dan kondisi tubuhnya. Kalau memang masih hangat, saya hanya memberinya banyak minum air putih. 

    Tapi ketika sudah meningkat, saya harus mengeluarkan jurus andalan saya. TEMPRA SYRUP. Saya dan TEMPRA sebetulnya punya kenangan yang tidak pernah saya lupakan. Saya masih ingat betul ketika hampir 16 tahun yang lalu saya menggendong kaka Al (Afif) ke apotik terdekat untuk membeli Tempra. Sampai di rumah, rupanya botl Tempranya tersenggol Afif dan pecah. Huhuhu.



    Itu artinya TEMPRA SYRUP memang andalan saya dari dulu, sejak anak pertama. Dulu sih hanya ada varian rasa anggur, tapi sekarang TEMPRA SYRUP sudah mengeluarkan rasa baru yaitu jeruk yang segar. Tampilan dan kemasannya pun baru. Bukan botol kaca lagi tapi botol plastik yang aman.

    Bahkan saya juga membawa TEMPRA SYRUP jika berpergian. Kita kan tak pernah tahu kapan anak merasa kurang enak badan karena kecapaian bermain. Untunglah Altaz cocok dengan kandungan TEMPRA SYRUP yang mengandung Paracetamol. Begitu minum TEMPRA SYRUP dan beristirahat, Altaz sudah siap untuk melompat lebih tinggi dan mengumpulkan wortel-wortelnya lagi. 



    Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog Tempra yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Taisho. Artikel ditulis berdasarkan pengalaman dan opini pribadi. Artikel ini tidak dapat menggantikan hasil konsultasi dengan tenaga kesehatan profesional.


    Komentar

    1. Bermain bersama anak adalah cara yang paling efektif dalam usia keemasannya.

      Aku terlambat tau akan hal ini, teh...jadi memasukkan anak lebih cepat ke playgroup.

      Sediih kalo inget masa lalu.

      Semoga pengalaman membuat aku menjadi Ibu yang lebih baik lagi.

      BalasHapus
    2. Jadi inget pas baby belum lahir sering bikin mainan dari hasil googling/ngambil dari pinterest.. bahkan laminatingnya aku kerjain sendiri pake setrikaan, hihi.. sekarang belum ada waktu lagi XD

      BalasHapus
    3. toss ibu Paus, biarkan orang lain blg kok anaknya ga sekolah kan dh bla bla aku mah nyengir weh da aku yg tahu kebutuhan anakku 😁
      Btw main peran ge suka aku mainin cmn anakku lbh suka peran princess 😂

      BalasHapus
    4. Aaaah seru. Aku pengen liat Dydie maen dokter - suster sama Al jadinya hihihi. Salam buat Al, ya. Makin gemesin deh baca cerita ini. Good luck buat ngontesnya. Semoga menang.

      BalasHapus
    5. Asal ibu kreatif anak pasti anteng bermain ya teh,

      BalasHapus
    6. Setuju banget, aku juga cari sekolah TK waktu itu yang banyak mainnya dan ngga ada target calistung. Sebelum 7 tahun anak-anak memang dunianya ya bermain.

      Wah, Al lucu dan gemesin banget. Sehat selalu ya sayang. :*

      BalasHapus
    7. Wuih Al hebat. Ibunya juga hebat. Aku kadang banyak ngelarang anak-anak buat main di tempat-tempat tertentu. Takut sakit udahnya. Kayak main air atau main tanah. Abisnya sering jadi demam. Padahal ya,kalo ada obat yang bisa diandalkan mah gak usah takut. Sakit kayak demam mah gampang redanya.

      BalasHapus
    8. Wah sepakat Mbk, anak usia 7 tahun butuh banyak waktu bermain, belajar pun lewat bermain ya

      BalasHapus
    9. Boleh dicoba nih idenyaaaa, makasih sharenya ya mbk, :)

      BalasHapus
    10. Anak2 memang butuh banyak waktu utk bermain. Setuju banget. Dan yg penting ortunya jg hrs sigap mendampingi.
      Itu aktivitasnya Al menarik banget!

      BalasHapus
    11. Selalu ceria bermain sama anak, tapi pas sakit, sedih rasanya, keceriaannya keliatan bener hilang...

      BalasHapus
    12. Happy banget ya Mbak, walau mainan sederhana yang penting bondingnya. Duh jadi pengen punya anak #eh

      BalasHapus
    13. Al lucuuu banget mbaaa. Main sama anak-anak memang mood booster banget ya. Apalagi aku yang sering tergerus kerjaan. Btw baru ngeh belum follow blogmu .. done yaaa. Sukaaa resep-resepnyaa

      BalasHapus

    Posting Komentar

    Terima kasih sudah membaca blog saya. Saya akan senang membaca komentarmu. Mohon tidak meninggalkan link hidup ya. :)