Digombalin Iwak Pe di Gombal Asap







"Itu yang enggak mau makan ikan, TENGGELAMKAN!" - Susi Pudjiastuti



Nyahahaha. Ampun deh, Bu, saya suka makan ikan kok. Ikan asap, selain itu makasih deh, Bu. Saya enggak tahan sama bau amisnya dan kadang rasanya yang terasa tanah. Nope, BIG NO.

Tapiii, kalau cari ikan yang sudah diasapi itu susah banget. Khususnya di Bandung dan sekitarnya. Setiap kali pergi ke Pangandaran, Batu Karas atau Rumah Makan Bandar Jakarta sekali pun, saya belum pernah ikan yang sudah diasapi. 

Ikan asap ini saya peroleh kalau kami sekeluarga pulang ke Surabaya atau titip sama Mama yang kebetulan berkunjung ke Surabaya. Ikan asap ini banyak dijumpai di pasar. Nah ini yang sengaja kami impor jauh-jauh dari Surabaya. Cara penyajiannya ya hanya dipenyet dnegan sambel terasi, dnegan lalapan dan nasi putih hangat. Percaya deh, menu ini boros nasi. 

Tempo hari, saya dan beberapa emak dari Kumpulan Emak Bloger diundang oleh Yasinta dan Mbak Cicil untuk cobain menu ikan asap di Gombal Asap. Tanpa pikir panjang saya langsung daftar. Kapan lagi makan ikan asap di Bandung, selain di rumah sendiri coba? Dan ya, saya memang mengincar iwak pe alias ikan pari asapnya. 

And thank to Cicil dan suaminya yang baik hati dan jadi pelopor warung makan dengan menu ikan asap, saya akhirnya bisa makan iwak pe asap, saudara-saudara. Di Bandung! Ini penting, demi hati yang riang tak terkira dan perut yang tentram dan damai. Sungguh!

Gombal Asap

Sego (n) /se.go/ beras yang sudah ditanak atau dikukus.

Sambal (n)/sam.bal/makanan paling sedap di dunia.


Cicil


Iyes, Gombal  sebetulnya adalah singkatan dari sego sambal alias nasi putih dengan sambal. Kalau kalian orang Indonesia, dua hal ini adalah menu wajib dalam daftar makanan utama masyarakat Indonesia.  Sedangkan Asap diambil dari cara pengolahan semua ikan yang ada di daftar menu (dengan cara diasapi). Jadilah Gombal Asap alias Sego Sambal Ikan Asap.



Gombal Asap sebetulnya sudah berdiri sejak dua tahun yang lalu. Berawal dari ide Cicil dan suaminya (Indra) yang sering membawa oleh-oleh ikan asap untuk teman-temannya di Bandung. Awalnya mereka kesulitan mengengalkan ikan asap, meski di Jawa Timur menu ini sudah jadi santapan sehari-hari. Namun, seiring berjalannya waktu, Gombal Asap makin berkibar di dunia kuliner Bandung. Apalagi sejak Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengkampanyekan gerakan Mari Makan Ikan. Perlahan, menu ikan asap ini dikenal oleh masyarakat Bandung.


Semua ikan yang ada di menu, dibawa langsung oleh Cicil dan Indra dari Probolinggo, sebuah kota di Jawa Timur yang terkenal olahan ikannya. Artinya proses pengasapan ikan pun dilakukan di Probolinggo. Itu sebabnya, iwak pe (alias ikan pari) yang saya makan di sini betul-betul terjaga kualitasnya. 

Tahu sendiri kan ya, kalau ikan pari atau iwak pe biasanya beraroma kurang enak alias agak pesing begitu. Apalagi yang diasapi. Saya pernah kok kena zonk, membeli iwak pe yang ternyata pengolahannya tidak baik. Jadi ya iwak pe saya beraroma kurang enak.

Di Gombal Asap, hal itu sama sekali tidak akan terjadi. Cicil dan Indea memastikan ikan-ikan yang disajikan berkualitas baik. Proses produksi (pengasapan) dipastikan dikerjakan oleh ahlinya, yaotu masih kerabat dari Indra yang tahu benar cara mengolah ikan. 

Dan saya jamin sendiri, iwak pe saya bebas dari aroma tak sedap! Rasanya pun enak tiada tara. Udah deh, saya jamin enggak bakal nyesel datang kemari. Saya malah pesan untuk dibawa pulang (dalam keadaan frozen) untuk menu buka puasa hari ini. *yeeaay sedap!

Menu dan Harga di Gombal Asap




Menu yang jadi andalan Cicil dan Indra adalah menu yang juga jadi favorit saya, IWAK PE! Hahaha. Kalau kalian belum pernah coba iwak pe (ikan pari) yang diasapi, maka kalian termasuk dalam deretan orang-orang yang akan menyesal sepanjang masa. Hahaha.

Mangut Ikan Pari (kothokan Iwak Pe)

Ikan Kakap

Ikan Tongkol

Ikan Bawal

Iwak Pe (I laf yuuu, Peee) - Credit Photo: Efi Fitriyyah


Biasanya nih kalau makan di rumah, iwak pe yang sudah digoreng (setelah diasapi tadi ya) dipenyet langsung ke sambal terasi. Nah di Gombal Asap, ikan disajikan terpisah dengan sambalnya. Pilihan sambalnya ada empat macam, sambal mangga, matah, terasi dan belimbing. Sayangnya saat ke sana, sambal belimbing wuluhnya sedang kosong karena persediaan belimbing wuluhnya tidak ada. Ynag istimewa, terasinya bukan terasi yang dijual di pasar melainkan buatan Ibu dari Indra sendiri. 

Sambal Terasi

Sambal Matah


Sambal Mangga (Credit: Winursih)

Pokoknya hari itu adalah salah satu hari yang masuk dalam daftar "hari-yang-paling-bahagia" deh. Karena ya itu tadi, Mbak Cicil dan suaminya menyuguhkan menu comfort food sepanjang masa. Pokoknya sambel terasi dan ikan asap adalah comfort food saya, titik. Bukan hanya menunya yang bikin saya bahagia tralala, tapi juga kelezatan makanannya. 

Kisaran harganya masih relatif terjangkau, kok. Apalagi dengan rasa dan kualitas yang terjaga baik, rasanya wothed it banget mengeluarkan uang sekian rupiah untuk menu istimewa. Range harga mulai darii 27K untuk menu ikan plus nasi, lengkap dengan sambalnya hingga 60K (untuk menu ikan yang ditimbang).

Rekomendasi saya tentu saja iwak pe dan ikan bawal asapnya, meski menu yang lainna tak kalah nikmat. Untuk akun media sosil, WA dan alamat langsung cek di bawah ya.

Salam,
Dyah



Gombal Asap
Kedai Kuliner Food Market
Jl. Taman Cibeunying Selatan No.33 Bandung
(Halaman Gudeng Banda)
WA: 081939647496
IG: @gombalasap

Komentar

  1. Makasih loh mbaaa reviewnya di siang buolong suksessss membuatku kemecerr. Aku tergolong org yg merugi nih brrti ya blm prnah icip pari asaaap hiks

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbok yo diubah nasibmu kuwi, biar gak jadi kaum merugi. Wkwkwk.

      Hapus
  2. Kapan kita makan ikan asap lagi? Ternyata enak banget yaaa ikan asap

    BalasHapus
  3. Di Semarang banyak banget ikan asap. Kok sama sih, favoritku juga iwak pe asap, dimasak mangut rasanya..hmmm endang bambang gulindang pokokmen

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hmmm tahlah, calon besanku samaan seleranya. Hahaha

      Hapus
  4. Waah keluar bahasa planetnya tuh hehehe... Mari ngegrab lagi ke Gombal Asap. Kaarena hatimu senang, gak pa pa kok bayarin ongkosnya hahaha.... Noted

    BalasHapus
  5. Ya ampun Mbak Dyaaah, iwak pe iwak junjungankuuu .. Disanten, digoreng dipenyet sama pete, kebahagiaan duniawi terjembreng di atas piring sungguh lah ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduh, kalau dijodohin sama pete yo makin ngonah

      Hapus
  6. Kebayang enaknya tuuuh mba.. sambelnya juga mantap yaaa

    BalasHapus
  7. Bener banget mbak Dydie.
    Ikan asap mudah didapat di Sby dan sekitarnya.
    Aku jg sejak kecil sering dibuatin menu iwak pe sama Ibu.
    Tapi kita ga bisa tosss deh.
    Karena aku ga begitu doyan iwak pe. Baunya tuh pesing khas banget. Bikin illfeel.

    Tapi kalo baracuda bakar yaa doyan banget!!!

    BalasHapus
  8. Aku belum pernah makan Iwak Pe... duh sedihnyaaa :((
    Baca ini makin kepengen :((

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih sudah membaca blog saya. Saya akan senang membaca komentarmu. Mohon tidak meninggalkan link hidup ya. :)