Langsung ke konten utama

Postingan

Who's The Winner?

Apa yang diharapkan dari fotografi makanan sih? Buat saya pribadi jawabnya adalah hasil foto yang baik (yang mampu bercerita) dan captionnya. Saya sukaaaa sekali dengan cerita di balik makanan tersebut. Ada keriaan, ada kehebohan bahkan seutas kenangan yang tiba-tiba menghampiri. Kelima foto ini hampir punya semuanya. Yang jelas sih mengingatkan saya pada masa kecil saya dan almarhum Papa. Jadi pemenangnya adalah...

Goodbye Rosacea With Cetaphil

Dapur yang panas. Kuali besar penuh rendang sedang menggolak. Uap panas yang menyapu wajah. Dan wajah yang berminyak. Jelas bukan perpaduan yang tepat! :( Pernah mengalami hal yang sama seperti situasi di atas? Well, selamat, kita benar-benar Kitchen Hero. Hihihi.  Apalagi selama bulan Ramadan dan menjelang Idul Fitri, rasanya ada saja alasan masuk ke dapur meski sebetulnya saya sedang malas memasak. Tapi bayangan kaastengel yanglumer di mulut atau rendang di hari raya terus memba yangi. Maka, berjibakulah saya di dapur. Di akhir hari,wajah saya penuh minyak dari uap panas yang dihasilkan sekuali besar rendang tadi.Begitu keluar dapur, selain lelah, wajah saya juga kusam dan tidak enak dipandang. Jangankan dipandang orang lain, saya yang merasakan sendiri juga gerah dan serba tak enak. Satu-satunya jalan ya membersihkan wajah. Seperti pemalas seperti saya, sabun cuci muka adalah pilihan tepat. Pokoknya saya enggak mau ribet deh, tapi tetap pengen dapa...

Kontes Kreasi Tajil Indomilk: Puding Sutra Biskuit Cokelat

"Dy, mau bikin tajil apa untuk hari ini?" tanya seorang kawan baik ketika kami bertemu di pasar dekeat rumah. Saya menggeleng. Di tengah banyaknya deadline novel di bulan Juni dan Juli, rasanya membuat tajil setiap hari bukan pilihan bijak. Loh kok? Iya, rasanya ribet gitu harus membuat dan menyiapkan tajil tiap hari, berbeda menu pula. 

Menjeda di Indramayu (Part 1)

Menara Masjid Indramayu Saya duduk dalam mobil yang melaju santai menuju Cirebon. Cuaca cerah dengan langit biru berserak awan putih. Ponsel saya berbunyi, sebuah pesan di WhatsApp muncul. Rupanya dari seorang kawan yang masih mencemaskan persoalan turun lapangan yang sudah saya lakoni sejak Senin, 30 Mei ini. Tiba-tiba hati saya buncah oleh rasa syukur. Perjalanan saya ke dan selama di Indramayu sudah dilancarkan. Saya juga bertemu orang-orang baik hati yang selalu ada ketika saya butuh pertolongan. Teman yang dengan sabar menepikan mobil hanya agar saya bisa memotret sebuah pintu berwarna toska di tepi jalan di kawasan Pecinan. Atau teman yang menunjukkan di mana bisa mendapatkan pedesan entog yang nikmatnya tak terkira itu. Juga ada Mbak Nana yang sudah berkomunikasi dan mengurusi ini itu sejak saya belum tiba di Indramayu. Juga ada Pak Amin yang tasnya seperti kantong doraemon, tak berhenti mengeluarkan uang, membayari ini itu. Hahaha.

BukBer Blogger Bdg di Hotel Prama Preanger

"Berbukalah dengan yang manis." Baiklah. Demi hadis tersbeut, saya rela menembus hujan di atas gojek menuju Hotel Prama Preanger Bandung agar teman-teman Blogger Bdg lainnya bisa berbuka bersama saya yang manis.

Berbuka dengan CNI Sehati Kurma

Dari Anas bin Malik, ia berkata : "Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berbuka puasa sebelum shalat dengan ruthab (kurma basah),  jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering), dan jika tidak ada tamr, beliau meminum seteguk air” [1]

Dydie The Kitchen Hero's 1st GA: A Ramadan Tradition

Assalamu'alaikum, Ramadan Mubarak. Ramadan Ya Kareem. Ramadan selalu semarak.  Ada perasaan cinta pada Rabb yang tiba-tiba ingin sekali diungkapkan di bulan ini. Sebagai seorang Ibu, Ramadan selalu bulan penuh 'kehebohan'. Harga yang merangkak naik, menu keluarga yang (dituntut) lebih variatif dan hidangan lebaran di depan mata. Ooh, I feel you :') Dan uniknya, setiap keluarga punya makanan  favorit setiap Ramadan tiba. Hidangan tradisi yang entah kenapa, kok lebih enak dihidangkan saat bulan puasa. Entah sebagai menu buka puasa atau menu sahur. Mungkin karena atmosfernya yang berbeda, rasanya juga berbeda. Dari kolak labu dengan gula merah dan kolang kaling, kurma berragam jenis, sampai aneka bubur manis tradisional yang eksotis itu. Mau berkutat di dapur sendiri atau membeli dari dapur orang lain, yang penting makanan tersebut 'harus ada' saat bulan Ramadan.

Tips Mengatur Menu Selama Ramadhan ala Ade Anita

Ramadhan sebentar lagi! Persiapan apa saja yang dilakukan Dydie The Kitchen Hero untuk hidangan selama bulan puasa? Hmm, sejujurnya belum ada, hahaha. Kitchen Hero yang lain sudah bikin rencana menu lengkap dengan takjil, saya masih berkutat menyiapkan forzen food untuk suami dan anak-anak di rumah selama saya bertugas ke Indramayu. Sebagian Kitchen Hero bahkan sudah mengaduk selai nanas di panci-panci besi mereka, berkencan dengan aroma nastar yang sudah saya rindukan di dapur. Duh!

Nasi Kebuli ala Indonesia di Kedai Grengseng

Kuliner khas Timur Tengah biasanya sarat rempah. Dari mulai kapulaga hingga cengkih. Terkadang, pedasnya menyengat, tidak sesuai dengan lidah orang Indonesia.  Tapi kemarin, saya menikmati nasi kebuli yang cita rasanya sudah disesuaikan dengan lidah orang Indonesia. Rempahnya tidak terlalu menonjok, bahkan samar.

Foody.id: Teman Baru Saat Berburu Kuliner

Halo, Apa kabar hari ini? Apa kabar kamera ponsel? Masih setia dipakai untuk memotret makanan? Kalau iya, selamat, ini ada kabar gembira buat kamu.

#WarungKopi: Bersenang-senang dengan Kopi di 5758 Coffee Lab Bandung

Coffee, there's always BEAN a place for you... Saya tidak pernah berniat untuk jatuh cinta pada kopi . Saya selalu ingin setia pada se-mug teh yang saya minum setiap pagi, sejak saya kecil, sepanjang saya bisa mengingatnya.  Karena buat saya, kopi terlalu 'berat', terlalu filosofis dan di beberapa bagian terkesan angkuh.

#NewFellow: Bekal Praktis Mendaki Gunung ala Evrina Budiastuti

  "Banyak orang yang meragukan diirnya sendiri bahwa ia tidak bisa mendaki gunung. Padahal jika dia mau melangkah, tinggi gunung tidak akan lebih tinggi dari mata kaki." - Evrina Budiastuti

#WarungKopi: Kisah Tentang Kopi yang Tak Pernah Usai

 "Mas Adi," tanya saya, "Apa sih yang jadi bekal awal buat orang awam seperti saya untuk belajar tentang kopi? Mas Adi Taroepratjeka, barista dan salah satu pemilik Coffee Lab menjawab, "Nikmati dengan hati dan pikiran terbuka. Sederhana kan?" Saya tertegun.