Mencicipi Caringin Tilu di West Java Coffee Festival


Hola,

Hari Sabtu (21 November 2015) kemarin, saya berkesempatan untuk menyambaingi salah satu festival keren yang diadakan di kota Bandung. Kali ini adalah, West Java Coffee Festival atau Festival Kopi Jawa Barat. Festival yang ditujukan untuk mengenalkan masyarakat pada biji kopi dari seluruh Jawa Barat ini bertempat di Trans Studio Mall, Bandung.

Informasi mengenai festival ini saya  dapat melalui Om Moses dari PT. Maxindo Jaya yang kemudian mengajak saya untuk belajar membuat latte bersama Mas Johanes di booth PT. Maxindo.Ternyata lumayan susah juga membuat latte. Cara memegang cup coffee-nya pun ada trik khusus, begitu pula cara menuang susu yang sudah di-steam. Terima kasih loh Mas Johanes sudah mau bersabar mengajari saya, hihihi.
Almond Coffee racikan Mas Johanes di booth Maxindo Jaya

Mas Johanes sedang mercaikan almond coffee latte untuk saya

Kembali lagi ke West Java Coffee Festival yang dibuka oleh Gubernur Jawa barat, Bapak ahmad Heryawan. Festival ini diikuti oleh sekitar 42 peserta penghasil kopi di Jawa Barat, antara lain dari Gunung Layang, Cikuray, Manglayang, Halu, Cilengkrang, Tampomas dan Tangkuban Parahu. 

Sore dengan hujan lebat kala itu saya sempat mencicipi dua cup espresso dengan perbedaan rasa yang tajam dan tiga cup latte. Iya, sebanyak itu. It's free entry anyway, so, kapan lagi bisa cobain kopi dengan rasa yang berbeda. :D

Yang kedua saya coba setelah racikan latte Mas Johanes datang dari biji kopi Caringin Kopi yang diracik dengan teknik manual brewing. Ada Teh Irma yang manis dan cantik yang kemudian menyeduhkan saya espresso dengan rasa asam yang tajam dan encer (tidak pekat). Seorang peserta yang sempat saya towel mengatakan dia suka sekali dengan jenis kopi ini apalagi untuk pemula yang karena tidak terlalu pekat. Saya pribadi, keberatan dengan rasa asamnya. Tapi aromanya memang wangi dan tidak terlalu "berat".

Kopi ketiga yang saya coba masih dari Caringin Tilu, kali ini adalah latte. Yang menarik, di booth ini, adalah teknik manual brewing. Bukan dengan mesin latte yang mewah itu (tapi saya kepengen punya), melainkan di press dengan tenaga manusia. Sementara si baristanya bertubuh kurus (saya lupa menanyakan namanya) dan dia harus menekan mesin kopi sehingga hasil seduhannya menetes di cup. Susunya pun di steam dengan semacam teko yang dipanaskan di atas kompor. Meski begitu, saya rasa teko ini punya tekanan yang saya sehingga bisa mengocok susu hingga berbuih. Bravo!


Latte saya sedang dibuat dengan teknik manual brewing

Racikan Teh Irma, Caringin Tilu dengan rasa asam yang menonjok

Kopi berikutnya yang saya coba adalah Indische Archipel dengan baristanya yang entah siapa namanya yang kurang ramah :3

Ayolah, saya bukan pecinta espresso tapi saya masih bisa menegak espresso kok. Dan kalau ada berbagai pertanyaan kan wajar dan si mas barista bersikap seolah-olah saya orang paling tolol di dunia. Hiks. 

Well, anyway, meski nyebelin tapi racikan si mas ini lumayan enak. Kopi robustanya mantap, pahit dan pekat. Sayangnya suami saya kurang suka, hihihi.


Pahit dan pekat




Setelah mencicipi dan foto sana-sini, saya dan suami kembali ke Mas Johanes yang kali ini menyeduhkan kopi dengan rasa mawar yang aduhai. Cantik dan manis nian sebagai penutup sore itu. Festival yang terbuka dan gratis untuk umum ini juga punya beberapa kegiatan, seperti Barsita Competition, Manual Brewing Competition, dan Latte Art Throw Down ini cukup menarik banyak pengunjung mall. Meski saya tahu sebetulnya tujuan (utaama) mereka  bukan ke festival ini. Rasanya kurnag bergaung. Sayang sekali kan, apalagi tujuannya baik, mengenalkan biji kop terbaik dari seluruh Jawa Barat.

Sukses terus kopi Jawa Barat!


Semua foto di post ini adalah hasil karya saya. Untuk foto-foto lain silakan klik di sini. Mohon untuk tidak mencuri (copas) semua konten dalam blog ini. Terima kasih. 

Komentar

  1. Huwaaa. Banyak sekali yang dicobain Mbak. Bikin pengen deeeh. Hihihi. Etapi sayamah maksimal cuman secangkir sehari. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sehari-hari malah nggak pernah minum kopi kalau saya, hihihi. Saya sih pecinta teh, Mbak. Kebetulan saja lagi ada di festival kopi jadi mau icip-icip kopi yang berbeda :)

      Hapus
  2. Duh, di jakarta ada nggak ya yg bs icip2 hratis kayak gini :p

    BalasHapus
  3. Sebagai pencinta kopi harusnya ikutan nej saya mak ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaah, ketinggalan yak. Mudah-mudahan tahun depan ada lagi ya ^^

      Hapus
  4. Aihh menggugah selera nih kopi-kopi, walaupun bukan fans kopi garis keras tapi saya selalu suka dengan kopi khas daerah. Ternyata kita kaya banget ya sama kopi-kopi.. Mbaak jangan lupa diwatermark fotonya ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai, Mbak. Makasih ya sudah mampir.

      Iya nih, kadang suka males ngasih watermark :(

      Hapus
  5. bikin ngiler... sayang saya lagi gak boleh minum kopi.. hiks :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga nggak setiap hari minum kopi, sih, Mbak. Tapi mumpung lagi ada acara begini, bolehlah nyicipin kopi :D

      Hapus
  6. ulu gak minum kopi lagi, tapi suka wanginya. duh sayang banget kelewat acaranya euy

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih sudah membaca blog saya. Saya akan senang membaca komentarmu. Mohon tidak meninggalkan link hidup ya. :)